Jumat, 24 Januari 2014
Jumat, 17 Januari 2014
Saat Hidayah Menyapa
Terbukanya hati seseorang itu merupakan milik Allah subhanahu wa ta'ala semata..
Allah berfirman (yang artinya) :
"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya." (QS. Yusuf: 103)
Ketika hidayah belum menyapamu...
Sanggupkah engkau membelinya??!
Masalah hati orang menerima atau tidak?!
Itu adalah kuasa Allah subhanahu wa ta'ala semata...
Dan tidak ada orang yang bisa campur tangan dalam urusan itu!
Ketika engkau medambakan hidayah...
Sudahkah engkau memintanya??
Empat hal yang dimohon dan diminta oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Allah subhanahu wa ta'ala...
Ya Allah...
Aku mohon kepada Engkau petunjuk,
Aku mohon kepada Engkau ketaqwaan,
Aku mohon kepada Engkau agar aku mampu untuk menjaga kehormatan diriku..
Dan aku mohon kepada Engkau ya Allah akan kecukupan..
Ketika hidayah menyapa hatimu...
Sanggupkah engkau mempertahankannya??
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan akan suatu zaman, akan ada hari-hari kesabaran, orang yang berpegang kepada agamanya,
Seperti memegang bara api..
Ia panas, tapi ia harus dipegang, karena apabila ia lemparkan maka akan menjadi api neraka untuknya..
Ia panas, namun harus segera ia pegang..
Karena itu merupakan kebahagiaan untuk hidupnya di dunia dan akhiratnya...
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan kabar gembira bagi mereka, yang kokoh, tegar, dan memegang sunnah Rasulullah di zaman fitnah seperti itu, beliau bersabda: "Orang yang berpegang kepada sunnahku di hari itu mendapatkan pahala 50 sahabat yang mengamalkan sunnah tersebut..."
Penggalan Jeddah Radio Rodja 756am
Kamis, 16 Januari 2014
Mewujudkan Generasi Qur'ani
Membangun peradaban Islam itu kerangkanya harus jelas. Tahu Hilya kan? Dia yang juara Hafidz Indonesia. Usianya lima tahun. Selama mengandung Hilya, ibunya sudah khatam Al Quran 9 kali. Setelah lahir, aqiqahnya dilakukan dengan syar’i.
Setiap sebelum menyusui, ibunya berwudhu dulu. Dan saat wudhu, air wudhunya ikut dibasuhkan di dadanya. Tujuannya agar ketika anaknya meminum asi, ia diminum dengan bismillah. Agar setiap air susu yang masuk ke tubuh Hilya mengandung keberkahan.
Anak usia 2.5 sampai 5 tahun adalah seorang peniru sejati. Ibunya setiap cuci piring, atau melakukan hal-hal kecil lainnya sembari menggumamkan tartil Quran. Maka Hilya menirunya.
Ayah juga tidak kalah penting perannya dalam membangun generasi Qur'ani, yaitu saat Ayah memilihkan Ibu yang baik kepada anak-anaknya kelak. Karena memilihkan Ibu yang baik merupakan salah satu hak anak yang harus diberikan bahkan saat mereka belum lahir.
"Seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, maka engkau akan beruntung." (HR. Al-Bukhori)
Katakan "Diri ini tidak Lebih Baik dari Orang Lain"
INGATKAN 6 HAL INI
1.Jika engkau bertemu dgn seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik daripadamu, ucapkan dalam hatimu “ mungkin kedudukannya disisi Allah jauh lebih baik dan lebih mulia”
2.Jika bertemu anak kecil, maka ucapkan dalam hatimu “anak ini belum bermaksiat kepada Allah sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik daripadaku”
3.Jika bertemu orang tua, maka ucapkan dalam hatimu “dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama daripadaku, tentu dia lebih baik daripadaku”
4.Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkan dalam hatimu “orang ini memperoleh karunia yg tidak aku peroleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yg tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya. Tentu dia lebih baik daripadaku”
5.Jika bertemu dengan seorang yg jahil, maka ucapkan dalam hatimu “ orang ini bermaksiat karena dia jahil (tidak mengetahui), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya walhalsil aku mengetahui akibatnya. Aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik daripadaku”
6.Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakan dalam hatimu “aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin pada akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh, dan mungkin boleh jadi pada akhir usiaku aku kufur dan berbuat buruk”
Syeikh Abdul Kadir al Jailani (Sultan Alwaliya)
1.Jika engkau bertemu dgn seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik daripadamu, ucapkan dalam hatimu “ mungkin kedudukannya disisi Allah jauh lebih baik dan lebih mulia”
2.Jika bertemu anak kecil, maka ucapkan dalam hatimu “anak ini belum bermaksiat kepada Allah sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik daripadaku”
3.Jika bertemu orang tua, maka ucapkan dalam hatimu “dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama daripadaku, tentu dia lebih baik daripadaku”
4.Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkan dalam hatimu “orang ini memperoleh karunia yg tidak aku peroleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yg tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya. Tentu dia lebih baik daripadaku”
5.Jika bertemu dengan seorang yg jahil, maka ucapkan dalam hatimu “ orang ini bermaksiat karena dia jahil (tidak mengetahui), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya walhalsil aku mengetahui akibatnya. Aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik daripadaku”
6.Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakan dalam hatimu “aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin pada akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh, dan mungkin boleh jadi pada akhir usiaku aku kufur dan berbuat buruk”
Syeikh Abdul Kadir al Jailani (Sultan Alwaliya)
Rabu, 15 Januari 2014
Cantik-cantik Mubadzir
Lagi-lagi karena hijab yang saya kenakan ini hijab panjang. Selalu terlontarkan pernyataan demi pernyataan yang pada inti nya mereka gak suka kalau saya pakai hijab panjang. Katanya kamu kan masih muda, gak usahlah terlalu fanatik begini. Kalau pakai hijab begini kamu seperti menelantarkan usia muda mu, usia muda itu kan untuk bersenang-senang. Ada juga yang mengatakan kalau pakai hijab panjang itu nanti cantik nya tertutupi lho, jadi gak ada cowok yang mau jadiin kamu pacar. Terus juga gak bisa deket sama cowok. Dan masih banyak pernyataan-pernyataan lain yang secara gak langsung mereka gak suka kalau saya pakai hijab panjang.
Suatu hari saya bertemu dengan bibi saya, sudah lama sekali saya tak berjumpa dengan nya. Dari semenjak saya SMP sampai dengan lulus SMA. Beliau menyatakan kalau saya berbeda. Dengan balutan hijab panjang dan gamis disertakan dengan memakai kaos kaki, itulah yang membuat beliau heran melihat saya. Wuah, kamu makin cantik ya, tapi ........ Kalimat itu terpotong sejenak lalu beliau melanjutkan nya dengan sapaan apa kabar kepada saya. Saya yang pada saat itu paham dengan tanggapan tapi yang tidak beliau lanjutkan. Mungkin karena beliau melihat penampilan saya kini. Bak teroris yang selalu disapa oleh orang-orang yang belum mengenal Islam. Saya mulai tersadar dari lamunan yang saya pikirkan tadi. Kemudian 'membangunkan' saya untuk bercakap-cakap dengan beliau. Percakapan kini menjadi biasa saja tak pandang penampilan. Enjoy dan menyenangkan. Hingga di akhir percakapan dan pertemuan, beliau mengatakan sayang lho, kamu kan cantik tapi kok dandanan kamu seperti ini. Nanti cowok-cowok pada kabur lho gak ada yang mau jadi pacar kamu. Kan sayang, cantik-cantik mubadzir. Beliau menekankan kalimat itu. Saya yang saat itu ternganga mendengar celoteh bibi saya lalu saya sembunyikan dengan senyuman lembut menyambut beliau pergi dari pertemuan ini.
Selepas beliau pergi, saya hanyut dalam pikiran yang mengingatkan perkataan bibi tadi. Cantik-cantik mubadzir?? Sedih bercampur gundah, gelisah, dan bingung mengingatkannyan. Bukan karena pujian cantik nya, tapi terlebih karena image dari kalimat tersebut. Berarti cantik itu secara tidak langsung bukan seperti ini. Cantik itu harus terbuka bukan tertutup. Terbuka penampilannya dan terbuka dalam segala hal. Huh, saya menghela nafas sejenak. Kenapa kebanyakan orang mengira wanita cantik itu wanita yang berparas menarik, terlebih karena mempunyai tubuh yang indah dan keindahan tersebut diperlihatkan oleh siapa saja. Saya tersadar pada lamunan saya bahwa hijrah itu memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Mungkin ini lah salah satu proses yang saya lalui dengan berbagai hinaan bahkan cacian lembut kepada saya, baik dari orang yang terdekat atau orang-orang yang sekedar mengenal saya.
Pada hakikat nya memang semua wanita itu adalah cantik. Emang banyak sih teman sebaya saya yang bilang wanita itu indah, sayang kalau keindahan nya itu gak di tampakin. Saya hanya mengelus dada sembari beristighfar mendengarnya dan memohon doa agar teman-teman saya yang seperti itu terpancarkan cahaya hidayah untuk bisa mengerti dan memahami agama yang begitu indah ini. Saya mengerti memang wanita itu indah, maka dari itu agama yang kini sedang saya tekuni dan pahami mengajarkan bahwa keindahan itu harus terlindungi dan harus tertutupi. Dan dengan berhijab lah keindahan itu terlindungi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59 . "Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Bagi saya dengan memutuskan untuk berhijrah, banyak hal yang spektakuler yang saya tahu tentang agama saya, Islam. Salah satu nya bagaimana hakikatnya wanita dalam berpakaian dan berhijab. Yang terpenting saya nyaman dengan seperti ini. Meski sering dianggap aneh karena mengenakan hijab panjang, meski sering di duga yang tidak-tidak dengan orang sekitar, meski terus-terusan jadi bahan candaan yang gak ngenakin kalau lagi kumpul bareng teman. Dan masih banyak hal yang kurang mengenakkan yang saya dapatkan dari orang-orang karena hijab panjang ini. Bagi saya itu lah hijrah, yang memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Saya teringat dengan kalimat ini : “ Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing “. ( HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232) ).
Mungkin bukan hanya saya yang merasakan seperti orang asing di antara mereka. Ketika mereka sudah terhanyut dengan kesenangan duniawi dan lebih disibukkan dengan keduniawian. Dan saya yang lebih sering di pojokkan karena tak sama seperti mereka yang katanya sebagai anak gaul, harus ngikutin trend busana yang lagi ngetrend sedangkan saya yang berbusana jadul (jaman dulu) kata mereka.
Ya, meskipun saya masih belum bisa istiqomah dalam proses hijrah ini. Tapi saya terus berusaha untuk bisa bertahan dan tak mengikuti apa yang sedang mereka ikuti dalam hal keduniawian. Saya menyadari bahwa Islam itu sangat indah dengan syariat-syariat Allah yang membuat wanita menjadi mulia, InsyaAllah. Terutama dalam hal berpakaian. Memang, tidak semua orang sama dengan apa yang dipakai nya. Memakai hijab panjang bukan berarti saya sudah taat, melainkan karena saya ingin taat terhadap perintah Allah.
Wahai muslimah, saya yakin kita tak butuh pujian dari makhluk Allah soal berpakaian. Modis atau tidak. Tapi yang kita butuhkan adalah keridhoan Allah. Semoga apa yang kita pakai, Allah ridho. Pakaian yang menarik memang selalu terlihat menarik bagi orang yang melihatnya, tapi apakah tak sia-sia jika apa yang kita pakai tak menarik perhatian Allah kepada kita ? Pandangan Allah yang lebih utama daripada pandangan makhlukNya. Itulah yang selalu saya niatkan dalam berpakaian. Saya ingin Allah ridho dengan apa yang saya kenakan.
Wahai muslimah, tahukah kalian. Kalau kalian itu cantik, cantik dengan balutan ketaatan kepada Allah. Cantik yang terpancarkan kepada siapa saja yang memandang. Wanita Sholehah itulah yang saat ini saya dan kalian impikan. Wanita yang dicemburui oleh bidadari-bidadari. Dan biarlah kecantikan yang kita punya tersimpan dan hanya boleh terlihat oleh yang berhak. Simpanlah dan jagalah.
Salam santun : By.@earnita
@silviayulis
Jangan lupa comment ya
Suatu hari saya bertemu dengan bibi saya, sudah lama sekali saya tak berjumpa dengan nya. Dari semenjak saya SMP sampai dengan lulus SMA. Beliau menyatakan kalau saya berbeda. Dengan balutan hijab panjang dan gamis disertakan dengan memakai kaos kaki, itulah yang membuat beliau heran melihat saya. Wuah, kamu makin cantik ya, tapi ........ Kalimat itu terpotong sejenak lalu beliau melanjutkan nya dengan sapaan apa kabar kepada saya. Saya yang pada saat itu paham dengan tanggapan tapi yang tidak beliau lanjutkan. Mungkin karena beliau melihat penampilan saya kini. Bak teroris yang selalu disapa oleh orang-orang yang belum mengenal Islam. Saya mulai tersadar dari lamunan yang saya pikirkan tadi. Kemudian 'membangunkan' saya untuk bercakap-cakap dengan beliau. Percakapan kini menjadi biasa saja tak pandang penampilan. Enjoy dan menyenangkan. Hingga di akhir percakapan dan pertemuan, beliau mengatakan sayang lho, kamu kan cantik tapi kok dandanan kamu seperti ini. Nanti cowok-cowok pada kabur lho gak ada yang mau jadi pacar kamu. Kan sayang, cantik-cantik mubadzir. Beliau menekankan kalimat itu. Saya yang saat itu ternganga mendengar celoteh bibi saya lalu saya sembunyikan dengan senyuman lembut menyambut beliau pergi dari pertemuan ini.
Selepas beliau pergi, saya hanyut dalam pikiran yang mengingatkan perkataan bibi tadi. Cantik-cantik mubadzir?? Sedih bercampur gundah, gelisah, dan bingung mengingatkannyan. Bukan karena pujian cantik nya, tapi terlebih karena image dari kalimat tersebut. Berarti cantik itu secara tidak langsung bukan seperti ini. Cantik itu harus terbuka bukan tertutup. Terbuka penampilannya dan terbuka dalam segala hal. Huh, saya menghela nafas sejenak. Kenapa kebanyakan orang mengira wanita cantik itu wanita yang berparas menarik, terlebih karena mempunyai tubuh yang indah dan keindahan tersebut diperlihatkan oleh siapa saja. Saya tersadar pada lamunan saya bahwa hijrah itu memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Mungkin ini lah salah satu proses yang saya lalui dengan berbagai hinaan bahkan cacian lembut kepada saya, baik dari orang yang terdekat atau orang-orang yang sekedar mengenal saya.
Pada hakikat nya memang semua wanita itu adalah cantik. Emang banyak sih teman sebaya saya yang bilang wanita itu indah, sayang kalau keindahan nya itu gak di tampakin. Saya hanya mengelus dada sembari beristighfar mendengarnya dan memohon doa agar teman-teman saya yang seperti itu terpancarkan cahaya hidayah untuk bisa mengerti dan memahami agama yang begitu indah ini. Saya mengerti memang wanita itu indah, maka dari itu agama yang kini sedang saya tekuni dan pahami mengajarkan bahwa keindahan itu harus terlindungi dan harus tertutupi. Dan dengan berhijab lah keindahan itu terlindungi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59 . "Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Bagi saya dengan memutuskan untuk berhijrah, banyak hal yang spektakuler yang saya tahu tentang agama saya, Islam. Salah satu nya bagaimana hakikatnya wanita dalam berpakaian dan berhijab. Yang terpenting saya nyaman dengan seperti ini. Meski sering dianggap aneh karena mengenakan hijab panjang, meski sering di duga yang tidak-tidak dengan orang sekitar, meski terus-terusan jadi bahan candaan yang gak ngenakin kalau lagi kumpul bareng teman. Dan masih banyak hal yang kurang mengenakkan yang saya dapatkan dari orang-orang karena hijab panjang ini. Bagi saya itu lah hijrah, yang memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Saya teringat dengan kalimat ini : “ Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing “. ( HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232) ).
Mungkin bukan hanya saya yang merasakan seperti orang asing di antara mereka. Ketika mereka sudah terhanyut dengan kesenangan duniawi dan lebih disibukkan dengan keduniawian. Dan saya yang lebih sering di pojokkan karena tak sama seperti mereka yang katanya sebagai anak gaul, harus ngikutin trend busana yang lagi ngetrend sedangkan saya yang berbusana jadul (jaman dulu) kata mereka.
Ya, meskipun saya masih belum bisa istiqomah dalam proses hijrah ini. Tapi saya terus berusaha untuk bisa bertahan dan tak mengikuti apa yang sedang mereka ikuti dalam hal keduniawian. Saya menyadari bahwa Islam itu sangat indah dengan syariat-syariat Allah yang membuat wanita menjadi mulia, InsyaAllah. Terutama dalam hal berpakaian. Memang, tidak semua orang sama dengan apa yang dipakai nya. Memakai hijab panjang bukan berarti saya sudah taat, melainkan karena saya ingin taat terhadap perintah Allah.
Wahai muslimah, saya yakin kita tak butuh pujian dari makhluk Allah soal berpakaian. Modis atau tidak. Tapi yang kita butuhkan adalah keridhoan Allah. Semoga apa yang kita pakai, Allah ridho. Pakaian yang menarik memang selalu terlihat menarik bagi orang yang melihatnya, tapi apakah tak sia-sia jika apa yang kita pakai tak menarik perhatian Allah kepada kita ? Pandangan Allah yang lebih utama daripada pandangan makhlukNya. Itulah yang selalu saya niatkan dalam berpakaian. Saya ingin Allah ridho dengan apa yang saya kenakan.
Wahai muslimah, tahukah kalian. Kalau kalian itu cantik, cantik dengan balutan ketaatan kepada Allah. Cantik yang terpancarkan kepada siapa saja yang memandang. Wanita Sholehah itulah yang saat ini saya dan kalian impikan. Wanita yang dicemburui oleh bidadari-bidadari. Dan biarlah kecantikan yang kita punya tersimpan dan hanya boleh terlihat oleh yang berhak. Simpanlah dan jagalah.
Salam santun : By.@earnita
@silviayulis
Jangan lupa comment ya
Langganan:
Postingan (Atom)